Banten
dikenal sebagai tempat wisata religi yang telah melegenda. Mulai dari hikayat
sumur tujuh di ketinggian gunung Karang hingga situs Banten Lama yang
termasyur. Namun siapa sangka, provinsi yang umum disebut tanah jawara ini juga
menyimpan kekayaan kuliner yang khas.
Nasi Sumsum |
Nama
nasi sumsum mungkin tidak seterkenal empek-empek Palembang, sate Padang atau
bika Ambon, yang sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Tetapi
sebagai kuliner khas tanah jawara, nasi sumsum akan melengkapi pengalaman
wisata kuliner anda jika berkunjung ke wilayah paling barat Pulau Jawa ini. Beberapa
rumah makan dan warung di Kota Serang, Banten menyajikan kuliner ini sebagai
menu andalan, khususnya sebagai sajian santap malam.
Nasi
sumsum konon sudah ada sejak zaman Belanda, tahun 1940-an tepatnya. Salah satu
penjual nasi sumsum di Pasar Lama, Serang, Deva (28) membenarkan hal tersebut.
“Dulunya ini usaha nenek buyut saya, sudah sejak tahun 40-an lah,” ujar Deva.
Nasi
sumsum adalah nasi yang dicampur dengan sumsum sapi atau kerbau, ditambah
dengan bumbu rempah-rempah, dibungkus dengan daun pisang kemudian dibakar di
atas bara api. Campuran rempah-rempah dan nasi menghasilkan warna semburat
kemerahan. Plus bonus aroma memikat yang timbul dari daun pisang yang dibakar,
tidak heran jika nasi sumsum menjadi primadona kuliner di wilayah Banten.
Nasi Sumsum |
Deva
menambahkan, setiap malam warungnya mampu menjual minimal 300 bungkus nasi
sumsum. “Kalo lagi sepi 300 bungkus.
Kalo lagi rame ya lebih,” kata Deva.
Selain menjajakan nasi sumsum, warung kaki lima tersebut juga menyediakan aneka
kudapan, diantaranya sate bandeng, sate daging kerbau, sate lidah kerbau dan
otak-otak. Sementara untuk nasi sumsum, disediakan tiga pilihan, yaitu nasi
sumsum biasa, nasi sumsum spesial dan nasi sumsum sosis keju. Satu porsi nasi
sumsum biasa, dibanderol seharga Rp 10.000,-, nasi sumsum spesial Rp 15.000,-
dan nasi sumsum sosis keju Rp 18.000,-.
Reni Lestari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar